Laman

Minggu, 13 Maret 2011

Kisah-Kisah Orang Kristen Masuk Islam

/
sumber :islamic.xtgem.com
Tidak pernah terbayang sebelumnya bagi seorang pemuda Yahudi, Gel Asher, bagaimana keadaannya saat ini di Palestina.
Dahulu, saat berusia 17 tahun ia pergi meninggalkan Amerika Serikat ke Tepi Barat sebagai imigran Israel. Tapi kini, kehidupan pribadinya sangat berbeda dengan misi kedatangannya ke Palestina dulu.
Gel Asher, telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi pemeluk Islam. Di hadapan Mufti Betlehem Syaikh Abdul Majid Amarana, Asher yang memang kelahiran AS dari rahim seorang ibu Yahudi dan ayah Kristen, mengucapkan kesaksiannya sebagai Muslim. Namanya pun sejak itu diganti menjadi Ali Ziyad. Proses keIslaman Ali Ziyad, diakui dirinya karena interaksi yang ia alami selama ini dengan rakyat Muslim Palestina di Tepi Barat.
Ia menceritakan bagaimana sikap bersahabat kaum Muslim dan komitmen agama mereka terhadap Islam, yang kemudian memunculkan simpatik dari hatinya untuk mengetahui lebih jauh tentang agama Islam.
�Semua teman-temanku di sana adalah orang Islam. Mereka berada di jalan yang benar. Aku berpikir bahwa inilah jalan yang juga aku ingin tempuh, � ujarnya.
Ziyad mengaku sangat berbahagia setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan mufti Betlehem. �Saya seperti dilahirkan kembali. Semua yang saya inginkan terwujud hari ini dengan izin Allah. Tak ada kalimat yang bisa mencerminkan kebahagiaan yang saya rasakan hari ini, � ujarnya.
Ia menambahkan, bagaimana dirinya sebelum ini terombang-ambing dalam hal keyakinan beragama. Ia juga menceritakan bagaimana ia selama ini banyak berpikir tentang cara masuk Islam dan bagaimana bisa menempuh jalan sebagaimana orang Islam. Menurut Ziyad, sejak hari itu ia akan menjadi Muslim dengan keyakinan yang kuat, dengan teratur menunaikan kewajiban salat dan menghadiri pengajian di Masjid Umar bin Khattab di Betlehem.
Dalam hal ini, Ziyad juga membantah imej yang menganggap bahwa kaum Muslimin adalah teroris sebagaimana yang kerap disebarluaskan media massa. �Terorisme itu hanya sebagian kecil saja dan berdasarkan ucapan-ucapan orang saja. Orang Islam mayoritas bukanlah teroris. Saya banyak mengenal kaum Muslimin di sini sangat baik dalam berinteraksi dengan orang lain, � ujarnya.
Menurut statistik data kependudukan Israel, ada 35 orang Israel baik beragama Yahudi ataupun Kristen yang memeluk Islam setiap tahunnya. Dan jumlah pemeluk Islam itu bertambah dua kali lipat pada tahun 2005 hingga menjadi 70 orang dalam satu tahun. (na-str/iol/eramuslim)
Sumber :
dedenlesmana.multiply.com

(Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu akan melihat manusia masuk ke dalam agama Allah
dengan berbondong-bondong…”.

a
Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen. Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua. World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller, mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).
Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Atas fakta inilah, ditambah gelombang masuk Islam di luar Amerika, seperti di Eropa dan beberapa negara lain, beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: “Moslems are the world fastest growing group.” Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.” Kemudian, Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the country” (Newsday Religion Writer, Newsday). “Islam is the fastest growing religion in the United States,” kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times. Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” (Apakah Islam adalah Agama Amerika yang sebenarnya?) menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Anomali 9/11
Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para “teroris Islam.” Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox News Channel, dalam acara mingguan “In Focus” menggelar diskusi dengan mengundang enam orang nara sumber, bertemakan ”Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy.” Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika.
Tapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan “logika akal sehat” manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan menemukan kedamaian didalamnya? 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya “tidak ada” dalam teori-teori gerakan sosial karena fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh “teori tangan Tuhan.”
Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama “mengajarkan” teror, kekerasan dan suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa?” Tapi keduanya berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized, kejam terhadap perempuan dan sejenisnya. Seperti disaksikan Eric, seorang Muslim pemain cricket warga Texas, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam, mereka kemudian ramai-ramai membeli dan membaca Al-Qur’an setiap hari, membaca biografi Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya. Hasilnya, dari membaca sumbernya langsung, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya kebencian, yang terjadi malah sebaliknya. Menemukan keagungan serta keindahan ajaran agama yang satu ini. Keagungan ajaran Islam ini bertemu pada saatnya yang tepat dengan kegersangan, kegelisahan dan kekeringan spritual masyarakat Amerika yang sekuler selama ini. Karena itu, Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi melting point atas kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik. Inilah tangan Tuhan dibalik peristiwa /9/11.
Motivasi Menjadi Muslim
Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap mereka yang masuk Islam atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.
veil-and-iowaPertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan, hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka kenal. Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari membaca Al-Qur’an, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.
Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya dalam agama sebelumnya yaitu Kristen. Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan Tuhan itu langsung dan dekat. Beberapa orang Kristen taat bahkan mereka sebagai church priest mengaku seperti itu ketika diwawancarai televisi. Allison dari North Caroline dan Barbara Cartabuka, seorang diantara 6,5 juta orang Amerika yang masuk Islam pasca 9/11, seperti diberitakan oleh Veronica De La Cruz dalam CNN Headline News, Allison mengaku “Islam is much more about peace.” Sedangkan Barbara tidak pernah merasakan kedamaian selama menganut Katolik Roma seperti kini dirasakannya setelah menjadi Muslim. Demikian juga yang dirasakan oleh Mr. Idris Taufik, mantan pendeta Katolik di London, ketika diwawancara televisi Al-Jazira. Mantan pendeta ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi mendeta di London. Ia masuk Islam setelah melancong ke Mesir. Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.
Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa konverter mengakui konsep-konsep ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation) ketimbang dalam Kristen. Banyak dari masyarakat Amerika memandang Kristen sebagai agama yang konservatif dalam doktrin-doktrinnya. Eric seorang pemain Cricket di Texas, kota kelahiran George Bush, berkesimpulan seperti itu dan memilih Islam. Sebagai pemain cricket Muslim, ia sering shalat di pinggir lapang. Di Kristen, katanya, sembahyang harus selalu ke Gereja. Seorang konverter lain memberikan kesaksiannya yang bangga menjadi Muslim. Ia menjelaskan telah berpuluh tahun menganut Katolik Roma dan Kristen Evangelik. Dia mengaku menemukan kelemahan-kelemahan doktrin Kristen setelah menyaksikan debat terbuka tentang “Is Jesus God?” (Apakah Yesus itu Tuhan?) antara Ahmad Deedat, seorang tokoh Islam dari Afrika Selatan dan seorang teolog Kristen. Argumen-argumen Dedaat dalam diskusi menurutnya jauh lebih jelas, kuat dan memuaskan ketimbang teolog Kristen itu. Menariknya, misi awalnya ia menonton debat agama itu justru untuk mengetahui Islam karena ia bertekad akan menyebarkan gospel ke masyarakat-masyarakat Muslim. Yang terjadi sebaliknya, ia malah menemukan keunggulan doktrin Islam dalam berbagai aspeknya dibandingkan Kristen. Angela Collin, seorang artis California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach dan kini menjadi Director of Islamic School, ketika diwawancarai oleh televisi NBC News megapa ia masuk Islam, ia mengungkapkan: “I was seeking the truth and I’ve found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief,” katanya bangga.
Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern. Seorang convert perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari Islam, awalnya merasa minder. Setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan, ia malah berkata “women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!” katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan bebasnya dan independen. Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu. Angela Collin menjadi Muslim dengan dukungan kedua orang tua. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang “independent person.” Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.
Dampak Hubungan Islam – Barat
Perkembangan ini tentu akan berpengaruh signifikan terhadap hubungan Islam-Barat (Kristen) yang sudah mengalami ketegangan historis berabad-abad. Dengan pesatnya perkembangan umat Muslim di Amerika, Eropa dan negara-negara maju lainnya, akan berpengaruh signifikan terhadap beberapa hal. Pertama, masyarakat Barat akan lebih dekat dan lebih kenal dengan Islam melalui umat Islam yang ada di Barat sendiri. Mereka akan menjembati kesalahafahaman yang selalu terjadi terhadap Islam dan kaum Muslimin. Ketidaksukaan masyarakat Barat terhadap Islam lebih karena the ignorance of Islam dan ini akan semakin berkurang. Umat Islam di Barat akan menjadi komunikator yang efektif dan duta-duta yang handal untuk menjelaskan dan memperlihatkan wajah Islam yang sesungguhnya di sana. Melalui mereka, nasib umat Islam diluar Barat akan disuarakan dan penderitaan demi penderitaan negara-negara Muslim akibat dominasi Barat yang kebijakannya sering yang tidak adil akan berkurang. Kedua, akibat dari ajaran Islam yang semakin tersosialisasi di Barat dan suara politik kaum Muslimin semakin kuat, jembatan untuk terciptanya saling pemahaman dan pengertian akan semakin kondusif dan menguat. Islam dan Barat mudah-mudahan akan masuk ke dalam sebuah equilibrium sejarah baru yang lebih adil, lebih fair dan lebih demokratis: “Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu akan melihat manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong!”. Wallahu a’alam!!
Penulis, Alumni Southeast Asian Studies, ANU Canber
STEFANUS R. SUMANGKIR : MASUK ISLAM KARENA FATWA TENTANG BABI
Sumber
islamic.xtgem.com
al-islahonline.com : Sudah lama Stefanus R. Sumangkir bergerak membangun kelompok yang menjadi ajang berkumpulnya para mualaf (orang yang baru masuk Islam) di Tegal, jawa Tengah. Kelompok ini disebut sebagai Paguyuban Mualaf Kallama. Kini anggotanya sudah mencapai 19 orang. Kelompok itu berusaha untuk mandiri. Dana untuk organisasi didapat dari iuran anggota dan sumbangan dermawan. �Paguyuban ini untuk ajang komunikasi dan juga wahana mendalami Islam,� ujar Sumangkir.
PENGINJIL
Jalan yang ditempuh Sumangkir untuk bisa membangun komunitas mualaf ini cukup berliku. Mulanya, Sumangkir yang kini berusia 56 tahun itu adalah seorang penginjil. Ajaran Kristen memang telah melekat pada keluarga Sumangkir sejak dia masih kecil. Pada 1986-1987, Sumangkir dikirim untuk menuntut ilmu di sekolah teologi di Malang, jawa Timur. Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk jadi penginjil pun diserapnya. Hingga 1988, Sumangkir dipercaya Gereja Maranatha Slawi untuk membimbing jemaat.
Dia sempat dikirim ke Desa Karanggedang, Kabupaten Cilacap, jawa Tengah untuk misi Kristenisasi. Di desa yang mayoritas berpenduduk eks-tapol Pulau Buru itu, Sumangkir rajin mendekati warga agar masuk Kristen. Dengan semangat tinggi, Sumangkir bisa meluluhkan sebagian hati warga sehingga ada yang memeluk Kristen.
Di Karanggedang ini Sumangkir mengaku kali pertama mendapat hidayah dari Tuhan. �Saat saya menemui seorang yang akan kami Kristen-kan, orang itu bertanya kepada saya tentang Tuhan yang katanya satu tetapi mencipta dua hukum. Contohnya tentang babi, Kristen menghalalkan dan Islam mengharamkan. Atas pertanyaan itu saya kebingungan,� ujarnya mengenang.
HARAMKAN BABI
Sejak itu dia mencoba membuka-buka Injil yang menjadi pedoman bagi agama Kristen. Ternyata Surat Imamat 11 ayat 7 menyebutkan babi haram karena memiliki dua kuku yang terbelah. Namun, para pendeta Kristen saat mengajar di gereja-gereja tak menyatakan babi haram bagi umat Kristen. Beberapa tahun berlalu, Sumangkir mendapat tugas mengajar di Gereja Maranata dan GPPS Budimulya di Slawi, Kabupaten Tegal. Di situ Sumangkir berceramah di hadapan jemaat tentang babi yang diharamkan. Ternyata ceramah itu menjadi tidak berkenan bagi majelis gereja. la pun langsung diskors. Nama Stefanus Sumangkir dihapus dari daftar penceramah tanpa alasan.
Saat itu Sumangkir tidak langsung berganti agama, namun tetap saja pada pendirian sebagai penginjil. Secara mandiri dia aktif mencari sasaran di tengah masyarakat yang miskin. Kehidupan sebagai penginjil cukup menopang ekonominya pada waktu itu. Dua anaknya, Euneke Alfa Lidia (16 tahun) dan Critoper Pitagoras (13 tahun) bisa sekolah dan hidup layak.
Di tengah kegalauan jiwanya tentang keyakinan dalam beragama, Sumangkir mendapat hidayah yang kedua. Kali ini lewat tayangan televisi Indosiar yang memutar film Ramadan berjudul jamaludin Al Afghani. Film tentang tokoh Islam itu mengetuk hati keluarga Sumangkir untuk memeluk Islam. Dari sinilah ghirah Islamnya terus tumbuh, sampai akhirnya dia membangun Paguyuban Mualaf Kallama.
DIPERLAKUKAN TIDAK ADIL
Mulanya, kelompok ini menggelar pengajian rutin setiap rnalam Senin, bertempat di rumah Sumangkir di jalan Murbei No. 16, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Mereka biasanya memanggil ustad untuk menambah ilmunya. Anggota paguyuban mualaf yang dipimpin Sumangkir ini terkadang harus lapang dada diperlakukan tidak adil.
Perlakuan seperti ini, misalnya pernah dialami Gunawan yang bekerja di sebuah toko emas di Kota Tegal. Sejak lama Gunawan menjadi penganut Katolik yang taat, namun akhirnya dia memilih masuk Islam. Saat masih memeluk Katolik, lingkungan tempatnya bekerja terbilang kondusif.
Namun, begitu Gunawan ketahuan setiap jumat pamit ke masjid untuk salat jumat, pemilik toko menjadi kurang berkenan. Akhirnya Gunawan dipecat.
Karena kebutuhan ekonomi, akhirnya para mualaf yang semula aktif mengikuti kegiatan pengajian menjadi berkurang. �Ya saya maklum, mereka harus bisa menghidupi keluarga. Sehingga, mereka memilih keluar kota mencari pekerjaan,� tutur Sumangkir.
Sumangkir sendiri menggantungkan hidupnya sebagai penceramah dibantu istrinya, Siti Fatimah, yang juga mualaf, yang tiap hari berjualan nasi gudeg. Karena faktor kesibukan itu, aktivitas Paguyuban Mualaf Kallama tak lagi rutin. Namun, Sumangkir tetap ingin menjalankannya. Kini sedang dirintis agar paguyuban itu bisa menjadi ajang usaha bersama.
Beberapa anggota yang memiliki keahlian akan dirangkulnya. Sumangkir yang piawai dalam membuat papan reklame dan sablon, akan merintis usaha dalam bidang tersebut. Cuma, katanya, kini belum punya modal. Untuk membangun usaha reklame memang diperlukan peralatan seperti kompresor dan peralatan sablon yang harganya cukup mahal.
Bersama anggotanya, dia akan terus berupaya agar ada penghasilan yang bisa menghidupi keluarganya dan Paguyuban Mualaf Kallama.
Sumber : Nurani Edisi 255

sumber :www.mail-archive.com
Mon, 02 Jul 2007 01:58:28 -0700
14.200 Warga Kulit Putih Inggris Masuk Islam, Kebanyakan Para Elit
Journey to Islam Oleh : Redaksi 28 Feb 2004 - 3:38 am
imageJonathan Birt putra Lord Birt, dan Emma Clark, cucu perempuan
bekas PM Herbert Asquith, hanyalah dua di antara hampir 14.000 elit
Britania (Inggris) yang menyatakan diri masuk Islam. Inilah hasil
studi yang jarang dipublikasikan, bahwa Islam telah menjadi agama
paling diminati dan paling cepat berkembang (the fastest growing
religion) di negeri Tony Blair itu.

Sebuah studi cukup kompeten pertama kalinya tentang fenomena
orang-orang baru Islam itu, dilakukan oleh harian Sunday Times pada 22
Februari lalu. Koran itu mencatat sederetan nama-nama beken elit
terkenal Inggris, mulai dari konglomerat, selebritis, hingga keturunan
tokoh-tokoh establish senior Inggris, menyatakan diri masuk Islam
setelah mereka mengaku kecewa dengan nilai-nilai Barat yang menjemukan.

Studi baru yang dilakukan Yahya (sebelumnya bernama Jonathan) Birt,
putra Lord Birt – bekas Direktur Jenderal BBC, dia menyusun data-data
valid yang pertama kali tentang fenomena sensitif itu. Bahwa telah
terjadi gerakan orang-orang Kristen masuk Islam yang cukup signifikan.
Yahya merujuk pada angka sesus terbaru Inggris, lalu merincinya.
Akhirnya dia menyimpulkan temuannya, bahwa tak kurang 14.200 warga
kulit putih Inggris masuk Islam.

Berbicara untuk pertama kali di hadapan publik tentang keyakinan
barunya itu pekan ini, Birt menyebutkan alasannya masuk Islam. Bahwa
dia terinspirasi dengan kejadian yang mirip figur Muslim hitam AS
terkenal Malcolm X. Menurut Birt, seperti kejadian di AS, demikianlah
yang terjadi di Inggris, dimana orang-orang Inggris berbondong-bondong
masuk Islam.

"Anda perlu figur-figur transisi yang besar untuk memindahkan Islam ke
dalam kehidupan lokal kita," ujar Birt. Birt meraih gelar doktor dari
Oxford University dengan tesisnya soal kehidupan kaum Muda Muslim
Inggris, seperti dikutip Sunday Times (ST).

"Gambaran Islam yang diproyeksikan oleh gerakan politik Islam sangat
tidak menarik," tukasnya mengenai alasan pemilihan objek tesis doktornya.

Sebelumnya Birt pernah mengatakan, dia tidak memiliki alasan kenapa
dia masuk Islam. "Namun dalam perenungan lebih lama, saya pikir Islam
merupakan ajaran lengkap, seimbang, dan integral seluruh aspek
ajarannya. Kehidupan spiritual orang-orang Islam juga menarik saya
masuk Islam," akunya.

Sementara itu, pekan ini juga seorang tokoh Inggris terkenal masuk
Islam. Dia adalah Emma Clark, cucu perempuan bekas PM Inggris, Herbert
Asquith.

Kakek Emma, PM Herbert Asquith, yang ikut melibatkan Inggris dalam
perang dunia pertama mengatakan; "Kita semua adalah satu ras. Saya
berharap fenomena ini bukan seperti musim yang segera berlalu."

ST menyebutkan, Emma Clark adalah seorang arsitek taman yang ikut
membantu desain sebuah taman Islam bagi Prince of Wales, Highgrove, di
rumahnya di Gloucestershire. Saat ini Emma juga ikut membantu membuat
taman serupa bagi sebuah masjid di Woking, Surrey. (stn/iol/eramuslim)

Baca Number of converts to Islam increasing in Britain :
- ISLAM ATTRACTS CONVERTS BY THE THOUSANDS, DRAWN BEFORE AND AFTER ATTACKS
- Allah Came Knocking at My Door
- The New Face of Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar